Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Jilat” berarti perbuatan
dengan mengeluarkan atau menjulurkan lidah dan menempelkannya ke
sesuatu, dengan maksud untuk merasa atau mencicipi. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya kata “jilat” mengalami perluasan makna akibat
proses morfofonemik atau perubahan fonem sehingga fonem “N” yang
ditambah menjadi awalan “Pen-“ yang berarti menerangkan penambahan
subjek, dan menjadi “Penjilat” yang berarti orang yang suka menjilat
dengan menggunakan lidahnya.
Mahkluk yang bernama Penjilat atau
Tukang Cari Muka ini biasanya muncul di lingkungan kerja, perkantoran,
perusahaan, komunitas, organisasi, dll. Penjilat ini juga sama seperti
kita, hanya manusia biasa. Bahkan terkadang Penjilat ini merupakan teman
dekat kita, dia hidup berkeliaran setiap hari di sekitar kita, dan juga
berteman dengan rekan-rekan kita yang lain. Namun yang pasti biasanya
dia dekat dengan Atasan (atau manusia bodoh) sebagai sasaran yang dia
“Jilat” dengan “Lidah”-nya.
Makhluk menjijikkan yang bernama
Penjilat ini sangat mudah dikenali, makhluk ini bisa berwujud laki-laki,
bisa pula berwujud perempuan
Adapun ciri yang mudah untuk mengenali para PENJILAT ini adalah:
- Memiliki kepribadian vulgar
- Memiliki kepribadian hipokrit (banyak muka)
- Ke-PD-an ngaku-ngaku sebagai orang yang paling dekat dengan atasan
- Ambisius
- Oportunis sejati ( Kutu Loncat )
- Bekerja bukan karna tugas dan kewajiban, tapi karna pujian, uang, dan ujungnya jabatan
- Nekad menempuh segala macam cara untuk mendapatkan semuanya
- Sering menjadi mata-mata atasan
- Sering menjelek-jelekan rekan kerja, bukan hanya kepada atasan aja, tapi juga kepada rekan-rekan kerja yang lain.
- Sok pinter, padahal bodoh
- Sok sibuk (over akting), padahal sering ngerjain pekerjaan sepele dan gak berguna)
- Sok setia, sok loyal (cari muka = menjijikkan)
- Sok akrab dengan semua orang (di belakang mulut bau kentut)
- Suka cari aman (pura-pura setuju)
- Pura-pura baik sama teman (padahal nyari informasi baru)
- Pura-pura siap menerima tugas apa aja dari atasan (trus oper ke orang)
- Suka menindas rekan kerja (bukan fisik), bisa jadi dengan cara mensabotase pekerjaan rekannya sendiri.
dll…etc…(tambah aja sendiri ya).
Bagi para Penjilat, rekan kerja bukanlah teman seperjuangan, tapi
Saingan. Teman-teman yang memiliki kelebihan, baik itu dari segi fisik,
otak, kemampuan, maupun yang punya potensi untuk melebihi dirinya
dianggap sebagai Saingan terberat baginya. Dan karnanya makhluk Penjilat
ini sering menggunakan cara menyikut ke segala arah, dan juga menendang
ke segala arah.
Seorang Penjilat adalah pelapor ulung (kompor),
menjadi corong meunasah tanpa diminta, apalagi tentang hal-hal yang
mengenai kesalahan rekan kerja (saingan), makhluk ini akan berapi-api
memberikan presentasi yang buruk tentang rekan tersebut (saingan itu)
kepada semua orang, bahkan juga kepada atasan, tak peduli apakah laporan
itu sesuai fakta, ataupun hanya rekayasa, dan tidak jarang pula makhluk
sialan ini sering membesar-besarkan kesalahan rekan kerja (saingan)
yang hanya se-gede upil kucing menjadi se-gede tumpukan tai’ gajah atau
tai’ dinosaurus.
Seorang Penjilat merupakan wujud penjelmaan dari
Bunglon. Di hadapan si-A dia suka berpura-pura baik, seolah-olah dialah
sahabat terbaik. Namun di belakang si-A dia akan menjadi musuh yang
ahli dalam propaganda tentang keburukan dan kejelekan si-A. Begitu juga
dengan si-B, si-C atau yang lainnya. Bahkan makhluk laknat ini juga tak
segan-segan melakukan hal yang sama kepada Atasan (manusia bodoh).
Sehingga jika suatu saat si Penjilat ini kehilangan kedekatan dengan
Atasan (manusia bodoh), baginya itu merupakan sebuah musibah yang sangat
besar, dan karnanya, sebelum musibah itu datang, dia akan mencapai dan
mempertahankan kedekatan dengan Atasan (manusia bodoh) tersebut dengan
sekuat tenaga, dengan menghalalkan segala macam cara, dengan
mengharamkan segala macam nasehat, dan bahkan dia rela melakukannya
sampai dengan tetes iler (liur) yang terakhir.
Penjilat adalah
orang yang suka demonstratif, haus perhatian, haus eksistensi, haus
pujian, para makhluk ini tidak sadar, dengan sifat dan sikap nya selama
ini sebenarnya para Penjilat ini telah menunjukkan KELEMAHAN dirinya
yang sebenarnya pada lingkungannya dan pada rekan-rekannya yang lain.
Mungkin bagi para Penjilat yang membaca tulisan ini, akan berkata
“ah..biasa aja, itu kan hak aku, lagian itu kan demi masa depan aku, apa
salahnya ku lakukan itu sebagai motivasi hidup, karna kehidupan ini
semakin hari memang semakin susah dan semakin sulit”… hehe pembenaran
yang sangat maksa.
Tapi apa para Penjilat itu sadar? Sifatnya itu
merupakan sifat orang yang MUNAFIK, dan Nabi SAW bersabda, bahwa
“seburuk-buruknya manusia adalah manusia MUNAFIK”. Islam sangat melarang
budaya Jilat Menjilat. Hadis Nabi yang lain “Menjilat bukanlah termasuk
karakteristik moral seorang mukmin.” (Kanzul Ummat, Hadits No. 29364).
Interpretasi sederhana dari Hadis Nabi SAW tersebut yaitu budaya
Menjilat bukan budaya seorang mukmin. Budaya Menjilat ini lebih dekat
kepada karakter seorang MUNAFIK. Menurut Islam, Menjilat merupakan salah
satu bentuk Kehinaan. Dengan demikian, para Penjilat itu secara tidak
sadar sudah berusaha untuk Menghinakan dirinya sendiri. (kasian kan?).
Banyak lagi hadis-hadis Nabi dan Firman Allah SWT yang menjelaskan
tentang KEMUNAFIKAN (Penjilat dan Tukang Cari Muka), diantaranya adalah:
- Rasulullah SAW, bersabda ”Kalian pasti akan bertemu dengan
orang-orang yang paling Allah benci, yaitu mereka yang Bermuka Dua. Di
satu kesempatan, mereka memperlihatkan Satu Sisi Muka, namun di kala
yang lain, mereka memperlihatkan Muka Yang Lain Pula.” (HR
Bukhari-Muslim).
- Hadis lain yang diriwayatkan Abu Dawud dan
Muslim, yaitu Rasulullah SAW bersabda, “Seburuk-buruknya manusia adalah
yang Bermuka Dua. Datang di satu kesempatan dengan Satu Muka, dan pada
lain kesempatan datang dengan Muka Yang Lain.”
- Allah SWT
berfirman : ”Di antara manusia ada yang mengatakan bahwa mereka Beriman,
namun sesungguhnya mereka Tidak Beriman. Mereka mencoba Menipu Allah
dan orang-orang beriman, tapi sayang, sebetulnya mereka telah Menipu
Diri Mereka Sendiri.” (Al-Baqarah: 8-9)
- Dalam ayat lain, Allah
SWT juga berfirman: ”Sesungguhnya orang-orang Munafik itu Menipu Allah,
dan Allah akan membalas Tipuan Mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali.” (An-Nisa’: 142).
- Allah SWT berfirman,
”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah’,
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’.” (Fushshilat: 30).
Seorang Muslim seharusnya memiliki kepribadian yang hanya menggunakan
satu wajah untuk dan karena Allah, sebagaimana Firman Allah SWT:
”Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar.” (Al-An’am:
79).
Lalu, bagaimana cara menghadapi dan mengatasi Penjilat yang
laknat ini? Nyaris tidak ada, ya… hampir tidak ada cara, rumus, formula
yang bisa dipakai untuk menghadapi dan mengatasi para makhluk laknat
ini, apalagi para Penjilat Karatan, Bangkotan, yang sudah Mendarah
Daging dengan sifat tersebut.
Kenapa?
- Penjilat, Tukang
Cari Muka, Manusia Munafik, memiliki dan merupakan Penyakit Hati,
Penyakit Hati hanya bisa disembuhkan oleh pribadi yang bersangkutan.
- Para Penjilat Karatan ini sudah tidak bisa disadarkan dengan hanya
sekedar Nasehat, apa lagi hanya dengan Sindiran Halus, hati mereka telah
terlalu bebal dan busuk.
- Para Penjilat ini mempunyai prinsip
fuck off dengan segala Hak Orang Lain. Kepentingan pribadi adalah hal
yang utama, tak peduli dampaknya akan merugikan orang lain.
-
Para Penjilat ini tidak pernah Puas dan Terpuaskan. Target yang ingin
dicapainya tak terhingga, bila dapat 1, pengen 2, trus 3, dan
seterusnya, sampai dia mati.
- Para Penjilat yang berhasil
menjilat pantat Atasan (manusia bodoh) akan semakin merajalela bila sang
Atasan (sang manusia bodoh) juga berprinsip sama dengan sang Penjilat.
- Fenomena yang terlihat sekarang banyak para Atasan (manusia bodoh) di
instansi pemerintah, dulunya Penjilat juga, atau sekarang juga masih
seorang Penjilat (ke atasan lebih atas lagi), makanya pada
paragraf-paragraf di atas, kata-kata “atasan” selalui saya sertai dengan
“(manusia bodoh)” hehehe 
- Penjilat dan Atasan yang juga
Tukang Jilat akan saling menguntungkan (Simbiosis Mutualisme), dan
kolaborasi ini akan abadi, akan semakin sulit untuk mengatasinya.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah, hanya seorang Atasan yang
benar-benar atasan, atasan yang memiliki idealis, yang memiliki prinsip,
pemimpin jujur dan bernurani, adil dan bijaksana, amanah dan
bertanggung jawab, yang bisa menghentikan atau mematikan gerakan si
Penjilat ini. Lidah para Penjilat ini akan berubah menjadi batu di
hadapan atasan yang seperti ini. Atasan yang seperti ini dengan mudah
akan bisa menilai yang mana bawahan yang benar, dan yang mana bawahan
yang Munafik. Dan sepertinya Pemimpin dan Atasan yang seperti ini hanya
ada di Negeri Dongeng saja. Lalu, para Penjilat pun akan tetap menjadi
Pemenang.
Selain itu, hanya kesadaran dari diri si Penjilat itu
sendiri untuk merubah sifat buruknya, kesadaran yang murni dari hati,
yang datang dari Allah, hanya Allah yang maha berkehendak, yang maha
membolak-balikkan hati manusia.
Kita sebagai kaum tertindas dari
Manusia-Manusia Munafik dan Penjilat itu hanya bisa berdoa dan meminta
agar Allah memberikan hidayah dan membuka mata hati para Penjilat
tersebut, agar Penyakit Hati mereka sembuh, dan kembali ke jalan yang
benar, sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya, semoga ALLAH melindungi kita
dan keturunan kita dari tabiat PENJILAT. Amin
ReplyDeleteAyo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.info ya..
1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..