Meskipun Jin dan setan mempunyai kemampuan lebih yang tidak dimiliki oleh manusia, akan tetapi al-Qur’an dengan tegas mengatakan bahwa hakikatnya setan dan tipu dayanya itu adalah lemah. Berikut adalah beberapa macam kelemahan setan dan jin.
1. Tidak bisa mengalahkan orang-orang saleh.
Bukti
bahwa setan atau jin tidak akan dapat mengalahkan orang saleh adalah
perkataan setan sendiri ketika berdialog dengan Allah dalam surat
al-Hijr ayat 39-
“Iblis
berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan
ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Al- Hijr
15: 39-40).
Dari
ayat ini dapat dipahami bahwa yang menyebabkan setan itu dapat
menguasai seseorang adalah karena perbuatan dosanya. Ketika seseorang
itu dekat dengan Allah, maka setan pun akan lari dan tidak akan pernah
berani mendekatinya apalagi menguasainya.
2. Setan takut dan lari oleh sebagian hamba Allah
Apabila
seseorang betul-betul memegang ajaran agamanya dengan benar serta
menancapkan keimanannya dengan tangguh, maka setan pun akan takut dan
lari. Hal ini misalnya terdapat pada diri Umar bin Khatab. Dalam sebuah
hadits riwayat Imam Turmu-dzi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda kepada Umar: “Sesungguhnya setan sangat takut olehmu, wahai
Umar” (HR. Turmudzi).
Bukan
hanya kepada Umar, akan tetapi setan (jin kafir) juga akan takut oleh
orang-orang beriman yang betul-betul dengan keimanannya. Dalam
al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir pernah mengutip sebuah hadits
berikut ini:
“Sesungguhnyaorang
mukminakan dapat mengendalikan (mengalahkan) syaithannya sebagaimana
salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan untanya ketika
bepergian” (HR. Ahmad).
Bahkan,
apabila seseorang betul-betul dan terus menerus taat dan shaleh, ia
dapat membawa qarinnya (penyertanya, karena setiap manusia itu pasti
disertai oleh setan (jin kafir) di sebelah kirinya dan malaikat di
sebelah kanannya atau sering disebut dengan qarin) masuk Islam. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim berikut
ini:
“Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada seorangpun kecuali
ia disertai oleh seorang qarin (penyerta) dari jin dan seorang qarin
(penyerta) dari malaikat”. Para sahabat bertanya: “Apakah termasuk Anda
juga wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Ya termasuk saya, hanya
saja Allah menolong saya sehingga jin itu masuk Islam. Ia (jin tadi)
tidak pernah menyuruh saya kecuali untuk kebaikan” (HR. Muslim).
3. Jin takluk dan taat kepada Nabi Sulaiman.
Di
antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat menaklukan jin dan setan
sehingga semuanya dapat bekerja atas perintahnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Qur’an berikut ini dalam surat Shad ayat 36-38:
“Kemudian
Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke
mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya)
syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang
lain yang terikat dalam belenggu” (QS. Shad ayat 36-38).
Mukjijat ini diberikan kepada Nabi Sulaiman sebagai pengabulan atas doanya yang mengatakan:
“Dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak diberikan kepada seseorang setalahku” (QS Shad 38:35).
Doa
Nabi Sulaiman inilah yang menyebabkan Rasulullah tidak jadi untuk
mengikat jin yang datang dengan melemparkan anak panah ke muka beliau.
Dalam sebuah hadits Muslim dikatakan:
“Dari
Abu Darda berkata : “Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: “Aku
berlindung kepada Allah darimu”, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam juga berkata: “Allah telah melaknatmu” sebanyak tiga kali.
Rasulullah lalu menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang
menerima sesuatu. Ketika Rasulullah selesai shalat, kami bertanya:
“Wahai Rasulullah, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum
pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat anda membukakan kedua
tangan anda”. Rasulullah menjawab: “Barusan Iblis, musuh Allah datang
membawa anak panah api untuk ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata:
“Aku berlindung kepada Allah darimu” sebanyak tiga kali, kemudian saya
juga berakata: “Allah telah melaknatmu dengan laknat yang sempurna”
sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya.
Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan
mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah” (HR.
Muslim).
4. Jin atau setan tidak dapat menyerupai Rasulullah
Setan
dan jin tidak dapat menyerupai bentuk dan muka Rasulullah Saw. Oleh
karena itu, apabila seseorang bermimi melihat Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, maka ia sungguh telah melihatnya. Dalam hadits shahih
dikatakan:
“Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang bermimpi
melihatku, maka dia sungguh telah melihatku, karena setan tidak dapat
menyerupaiku” (HR. Muslim).
5. Jin dan setan tidak dapat melewati batas-batas tertentu di langit
Sekalipun
jin dan setan mempunyai kelebihan dapat bergerak dengan cepat, akan
tetapi mereka tidak akan dapat melewati batas-batas yang sudah
ditetapkan yang tidak dapat dilalui selain oleh para malaikat.
Karena
apabila mereka berani melewatinya, maka mereka akan binasa dan hancur.
Karena itu pula, jin tidak dapat mengetahui dan mencuri informasi dari
langit sehingga apa yang dibisikkannya ke tukang-tukang ramal dan dukun
adalah kebohongan semata. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, dapat
dilihat dalam surat al-Rahman ayat 33-35).
6. Jin tidak dapat membuka pintu yang sudah ditutup dengan menyebut nama Allah
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tutuplah pintu-pintu, dan
sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak akan membuka
pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah
tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air
minum yang terbuat dari kuit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk
masa sekarang seperti lemari, bupet, kulkas dan lainnya) sambil menyebut
nama Allah, meskipun kalian hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan
(ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu kalian” (HR. Muslim).
No comments:
Post a Comment