Kehidupan akhirat adalah abadi dan tak bisa dibandingkan dengan kehidupan dunia yang sementara. Manusia ibarat seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh kemudian berteduh sejenak di bawah pohon. Apabila rasa penat telah berkurang, kita akan melanjutkan perjalanan lagi dan meninggalkan pohon tempat kita berteduh untuk selama-lamanya. Itulah dunia yang hanya sebentar.
Sayangnya meski sebentar, fitnah dunia kerap membuat manusia lupa. Banyak dari mereka terlena sehingga lupa akan tujuan akhir mereka yang hendak mereka capai.
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi,” (QS. Al A’laa 16).
Seharusnya manusia sadar akan sedikitnya waktu yang diberikan Allah untuk duduk sejenak, meski hanya untuk sekadar melepas lelah di atas permadani dunia. Jika waktu itu telah habis maka mau tidak mau kita harus melanjutkan perjalanan panjang demi meraih tujuan hakiki kita yaitu akhirat.
No comments:
Post a Comment